Rabu, 28 Agustus 2013

Bahaya Tidak ya Membeli Kosmetik Online?


Menjamurnya situs-situs belanja di internet membuat acara shopping menjadi lebih praktis. Tetapi berhati-hatilah jika Anda berniat membeli produk kosmetik di internet. Sebagai pembeli yang cerdas, Anda harus teliti.

Memang banyak produk kosmetik impor yang ditawarkan di internet dengan harga jauh lebih murah ketimbang membeli di gerai kosmetik. Namun sebaiknya jangan hanya mempertimbangkan faktor harga saja. Tidak sedikit produk kosmetik yang ditawarkan tersebut ilegal atau palsu.

"Jangan tertipu iklan dan harga murah tapi keamanannya tidak terjamin. Ingat, kalau wajah sudah rusak tidak bisa lagi diperbaiki," kata Deputi Bidang Pengawasan Produk Terapeutik dan NAPZA BPOM, Retno Tyas Utami.

Penjualan barang di internet pada umumnya juga sulit diawasi badan berwenang karena tidak diketahui dengan jelas dimana kantor atau tempat penjualannya. 

Selama kurun waktu bulan Januari – Maret 2013, BPOM menemukan ada 17 jenis kosmetik yang tidak memenuhi standar keamanan, manfaat dan mutu. Bahan berbahaya yang terkandung dalam kosmetik itu antara lain hidrokinon, merkuri, dan asam retinoat. 

Berikut beberapa kiat sebelum membeli kosmetik di internet.

- Perhatikan label. 
Dalam kemasan harus tercantum nama produsen, importir, bahan penyusun, dan khasiat. "Label ini harus dalam bahasa Indonesia, sehingga mudah dimengerti. Kalau dalam bahasa lain lebih baik jangan dipakai," kata Retno. 

Label merupakan standar kelayakan penggunaan kosmetik. Bila kosmetik tersebut tidak bermasalah maka produsen tidak keberatan menggunakan label dengan bahasa sesuai negara pengguna. 

- Nomor notifikasi. 
"Setiap kosmetik yang sudah melalui pengawasan BPOM RI, memiliki nomor notifikasi. Nomor ini berarti kosmetik aman digunakan, dan tidak mengandung bahan berbahaya," kata Retno. 

Nomor notifikasi kosmetik diawali huruf NA, dan diikuti 11 angka. Kode ini berlaku untuk kosmetik buatan dalam maupun luar negeri. Retno mengatakan dua tips tersebut harus diperlakukan pada semua jenis kosmetik. Termasuk bila kosmetik tersebut diproduksi seorang dokter. "Ingat seorang dokter tidak menjual bebas produk atau resepnya. Dokter hanya meresepkan spesifik untuk satu pasien," katanya.

Jumat, 23 Agustus 2013

Tren Rambut Sambung Di Kalangan Hawa



Bosan dengan gaya rambut pendek dan ingin berambut panjang? Bila harus menunggu, wanita. Hanya saja terkadang kita tak sabar menanti memanjangnya rambut yang hanya tumbuh 1 cm per bulannya. Kini, dengan teknik penyambung rambut yang memanfaatkan lem karet, rambut panjang instan bisa jadi milik Anda.



1. Bagi rambut menjadi tiga bagian: bagian belakang bawah, samping kiri-kanan, dan bagian depan.
2. Pastikan hanya rambut bagian dalam yang akan disambung. Dengan demikian, sambungan dapat tertutup oleh rambut bagian luar.
3. Ambil satu bagian rambut yang lebih kecil. Bagi dua. Beri simpul kira-kira 3 cm lebih dari pangkal rambut. Ikatan ini berfungsi sebagai pembatas sambungan.
4. Dengan bantuan alat pemanas, tempelkan helai rambut tambahan (hair extention) pada rambut asli. Pemanasan ini untuk mencairkan lem yang terdapat pada pangkal rambut tambahan.
5. Lanjutkan proses ini hingga seluruh bagian rambut dalam tersambung dengan hair extention.
6. Rapikan rambut. Tata dan bentuk sesuai selera.
7. Elma Theana
8. Bella Saphira
9. Meriam Bellina


Perawatan Rambut Sambungan
DetailSebelum memiliki rambut panjang, ada baiknya Anda memperhatikan hal yang kelihatan kecil tapi bisa 1. 1. 1. menggagalkan pemyambungan rambut ini
1. Penyambungan hanya dapat dilakukan pada rambut yang memiliki akar rambut kuat (tidak rontok) dan sehat (bebas dari permasalahan rambut seperti berketombe, ujung pecah, dan lainnya)
2. Pastikan menggunakan rambut tambahan (hair extention) dari rambut asli (human hair), agar penampilan tampak alami dan perawatan pun lebih mudah.
3. Lem polymer microtien baru akan melebur pada 180 derajat C. Dengan demikian, Anda bebas menata rambut, mengeriting, mewarnai, bahkan melakukan creambath dengan steamer atau pun mengeset dengan hair dryer,
4.Sisir rambut-rambut yang kusut dengan sikat rambut brush kinky yang berbentuk seperti maskara minimal 2 x seminggu. Kemudian lakukan juga pencucian rambut minimal 3 x seminggu yang diikuti

Senin, 19 Agustus 2013

Cantik Alami Dengan Yang Alami



Minum Cukup Air

Dehidrasi adalah masalah yang sering muncul, terutama bagi wanita yang tinggal di wilayah tropis seperti Indonesia. Jika Anda mengalami dehidrasi, kulit Anda juga mengalami hal yang sama. Dehidrasi akan membuat kulit kering dan tampak kusam. Karena itu Anda harus mengonsumsi banyak cairan, setidaknya 1,5 liter setiap hari.

Konsumsi Buah dan Sayur

Memberi nutrisi dari dalam sangat penting untuk kulit. Beruntung kita tinggal di Indonesia yang memiliki pasokan buah tropis melimpah. Dengan banyaknya jenis buah dan sayur, Anda bisa bergantian mengonsumsinya setiap hari. Buah dengan warna-warna cerah baik untuk menutrisi kulit.

Tidur Cukup

Jangan remehkan kualitas tidur setiap hari. Semakin baik kualitas tidur Anda, semakin bagus kondisi kulit. Hindari begadang jika Anda tidak sedang mengerjakan sesuatu yang penting. Usahakan tidur setidaknya 7 jam setiap hari.

Pakai Tabir Surya

Sinar matahari tropis yang panas dapat membakar kulit. Perlu perlindungan ekstra bagi kulit agar terhindar dari penggelapan kulit maupun efek buruk sinar UV A dan UV B. Pastikan Anda memakai lotion wajah dan body lotion yang mengandung tabir surya, setidaknya yang mengandung SPF 15 dan PA +.

Gunakan Masker Alami

Banyak bahan alami yang bisa Anda gunakan sebagai masker, mulai dari buah-buahan, sayuran, atau bahan lain yang mudah didapat di dapur. Bahan alami selalu memberikan hasil terbaik untuk kulit.

Pakai Lipstik

Pakai lipstik tidak harus yang merah merona, jika Anda belum berani memakai lipstik warna merah terang, coba saja lipstik warna nude atau warna bibir. Pemakaian lipstik akan membuat wajah lebih cerah dan fresh.

Selasa, 13 Agustus 2013

TV Rusak Kemampuan Bahasa dan Matematika

Membiasakan anak balita menonton televisi sangat tidak disarankan. Selain membuatnya kurang bergerak, menonton TV lebih dari 3 jam setiap hari bisa merusak kemampuan berbahasa dan matematika anak.

Para ahli merekomendasikan agar durasi balita menonton TV sebaiknya tidak lebih dari 2 jam. Setiap tambahan jam yang dihabiskannya di depan TV akan menurunkan kemampuan akademiknya.

Kebiasaan menonton TV akan membuatnya sulit berkonsentrasi. Duduk diam dalam waktu lama juga bisa membuat fisik anak kurang fit dan mengalami kesulitan psikososial sehingga ia rentan di-bully.

Profesor Linda Pagani dari Universitas Montreal, mengatakan orangtua harus membatasi waktu menonton TV anak mereka tak lebih dari dua jam setiap hari.

Penelitian yang dilakukannya menunjukkan secara jelas kaitan antara durasi menonton TV dengan rendahnya kemampuan motorik dan keterampilan psikososial anak. 

Pagani mengamati 991 anak perempuan dan 1006 anak laki-laki di Quebec, Kanada, berusia 29 bulan. Orangtua anak-anak itu diwawancara untuk mengetahui kebiasaan menonton TV anak dan perkembangan kemampuannya. 

Hasilnya, anak yang nonton TV sekitar 3 jam merasakan dampak negatif lebih banyak dibanding dengan anak yang durasi menonton TV-nya sekitar 2 jam.

Anak yang menonton TV lebih dari 3 jam setiap hari juga mengalami kesulitan dalam kemampuan berbahasa dan matematika.

Minggu, 04 Agustus 2013

Orang Tua Perokok Cenderung Kurang Peduli Pada Anaknya

(c) shutterstock
 - Anak yang memiliki orang tua perokok, baik keduanya atau salah satu memiliki tingkat kesehatan yang lebih buruk dibandingkan anak yang orang tuanya tidak merokok. Hal ini sudah menjadi fakta bertahun-tahun. Selain memperburuk kondisi kesehatan, orang tua perokok ternyata kurang peduli pada anak-anak mereka. Demikian hasil sebuah penelitian terbaru.
Pecandu rokok baik ayah, ibu atau keduanya memiliki perilaku yang kurang baik untuk anak-anaknya, bahkan mengorbankan masa depan anak mereka. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa orang tua yang merokok cenderung membelikan pakaian murah bahkan memberi makanan seadanya. Hal itu dilakukan agar mereka tetap bisa membeli rokok dalam kondisi keuangan pas-pasan, dilansir dari situs Dailymail.co.uk.
Survei yang dilakukan pada keluarga dengan orang tua perokok memberikan hasil yang mengejutkan. Ada beberapa perilaku orang tua yang kurang pantas dan menunjukkan bahwa mereka cenderung tidak peduli dengan anak mereka.
Fakta Ketidakpedulian Orang Tua
  • Survey menunjukkan bahwa para orang tua perokok bersedia mengurangi atau mengorbankan kualitas hidup anak-anak mereka agar tetap bisa menikmati rokok.
  • 20 persen responden mengaku bahwa mereka sengaja membeli pakaian dan sepatu murah untuk anak-anak mereka dibanding berusaha untuk berhenti merokok. Mereka juga memberi kado yang lebih sedikit dan murah untuk anak mereka.
  • Yang lebih parah, 17 persen mengaku mengurangi jatah belanja makanan dan minuman berkualitas untuk anak mereka, karena pemotongan anggaran bisa digunakan untuk membeli rokok.
  • Hampir 7 persen melarang anak mereka ikut liburan sekolah agar anggaran membeli rokok tidak terpotong.
  • 17 persen melarang anak mereka membeli mainan tertentu.
  • Yang menyedihkan, hampir 9 persen mengaku bahwa mereka mencuri uang dari celengan anak-anak mereka, dengan alasan agar bisa memberi rokok.
  • Hampir 65 persen responden mengaku bahwa kondisi keuangan mereka pas-pasan, tetapi mereka tetap tidak bisa menghentikan kebiasaan merokok yang sesungguhnya menghabiskan uang mereka.
Dr Sarah Javis yang terlibat dalam penelitian ini mengatakan bahwa sebagian besar perokok sepenuhnya menyadari bahwa beban keuangan keluarga dapat berkurang jika mereka menghentikan kebiasaan merokok. Namun, kecanduan ini membuat 70 persen orang ingin berhenti merokok, tetapi hanya 4 persen yang berhasil berhenti total dari kebiasaan buruk ini.

Dampak Smartphone, Kurangnya Kemampuan Bahasa Anak-Anak


(c) shutterstock
 - Para pakar khawatir kosakata anak menjadi berkurang akibat pola belajar yang kini memanfaatkan pesan elektronik, pesan singkat, dan komputer. Alasannya, karena otak kita dirancang untuk belajar kata-kata baru yang kita dengar dari percakapan sehari-hari.
Namun, kini anak lebih banyak belajar dengan ponsel pintar, tablet, dan komputer, dibandingkan mendengarkan penjelasan guru dan orangtua, sehingga generasi muda tidak punya kesempatan mendengar beragam kosakata, ujar pakar.
Seperti dikutip dari laman Daily Mail, para pakar mengklaim bahwa tradisi mengajarkan ilmu pengetahuan secara lisan telah terkikis karena baik anak maupun orang dewasa menghabiskan banyak waktu di depan layar.
Marco Catani dari Institut Psikiater di London mengatakan, "kita lebih jarang bercakap-cakap dan anak-anak kita belajar lewat gadget. Mereka punya akses internet, iPhone, telepon genggam, dan tablet komputer. Mereka lebih visual daripada auditory sehingga sepertinya mereka akan memiliki rata-rata kosakata lebih sedikit dibandingkan generasi sebelumnya."
Penggunaan komputer secara konstan telah dijadikan alasan mengapa generasi muda tidak terlalu fokus, lebih egois, dan memiliki budaya puas akan sesuatu yang instan. Penelitian Catani menyimpulkan bahwa anak yang belajar dari gambar di layar akan lebih sulit belajar kosakata dibanding yang belajar dengan mendengarkan percakapan.
Dalam sebuah studi, 27 otak relawan dipindai saat mereka sedang mempelajari sebuah kata. Ternyata, kuncinya adalah mendengar dan meniru kata tersebut secara verbal untuk dapat mengerti sebuah kata baru.
"Saat belajar kata baru, Anda memulainya dengan mendengar bunyinya, lalu Anda ulangi itu sampai Anda bisa mengucapkannya dengan benar. Lewat proses ini kosa kata Anda bertambah mulai dari umur setahun hingga Anda mengerti 30.000 kosakata saat dewasa."
Hasil pindaian itu mengungkapkan bahwa satu area otak, arcuate fasciculus, sangat penting dalam proses belajar. Bagian berisi syaraf-syaraf itu menghubungkan dua bagian yang berfungsi dalam berbahasa, satu bagian untuk mendengar dan mengartikan bunyi, dan satu lagi yang menggerakkan mulut untuk berbicara.
Penelitian tersebut menemukan bahwa relawan yang memiliki arcuate fasciculus yang kuat dapat lebih mudah belajar kata-kata baru. Saat sebuah kata terdengar familier, kata-kata tersebut disimpan di bagian lain dalam otak.
Penemuan yang dilaporkan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences menunjukkan bahwa mendengar, mengulang, dan percakapan adalah hal-hal penting dalam belajar bahasa.